Hi-Tec Men’s Total Terrain Pursuit WP Trail Shoe Review

Sepatu ini dipersiapkan untuk menjadi pengganti New Balance 570 All Terrain. Datang diantar JNE ke kantor tanpa box asli hanya dibungkus plastik hitam. Awalnya sedikit curiga, namun setelah di cek seksama dan di compare dengan barang yang ada di Internet akhirnya saya yakin barang ini rembesan pabrik Hitec yang ada di Indonesia. Akhirnya sepatu ini dipakai saat weekend trip ke Gunung Papandayan dan Gunung Manglayang.

Hitec Totat Terrain Pursuit

– Design – Design sepatu model low cut memang menjadi favorit saya dibandingkan hiking boot yang biasanya menutup mata kaki. Dengan design low cut sepatu biasanya lebih ringan dan manuver kaki untuk loncat sana loncat sini lebih mudah dibandingkan hiking boot. Namun kekurangannya jika tidak berhati-hati kaki bisa cedera. Sepintas sepatu ini terlihat keren, namun karena bentuknya yang agak memanjang untuk ukuran 41, menurut sayaa jadi terlihat agak aneh saat dipakai. Namun dengan design yang tidak terlalu memberikan kesan “outdoor”, sepatu ini masih keren dipakai untuk kegiatan commuter ataupun bekerja ke kantor.

Untuk performa desainnya saya sedikit kecewa. Saat digunakan di Manglayang yang treknya naik dan turun tanpa bonus, saat downhill sepatu ini terasa akan copot saat digunakan, padahal talinya sudah diikat maksimal. Seperti kita menggunakan sepatu yang kebesaran. Istilah bahasa sundanya itu “asa logor”. Selain itu kekurangan yang sangat terasa adalah tali sepatu yang gampang sekali copot. Entah dari bahan apa tali sepatunya, yang pasti saat diikat gampang sekali copotnya.

– Insole & Lightweight – Kesan pertama dari sepatu ini saat pertama kali dipakai adalah insole-nya yang sangat lembut. Teknologi insole ortholite yang digunakan Hitec memberikan saya pengalaman baru dengan sepatu. Rasanya seperti berjalan diatas kasur. Namun lama kelamaan rasa lembutnya hilang, mungkin karena sudah terbiasa. Saat digunakan downhill di Manglayang baru terasa lagi lembutnya. Selain insole yang lembut, sepatu itu termasuk ringan. Jadi bikin kaki tidak cepat lelah.

– Fit – Normalnya saya menggunakan ukuran 41 untuk sepatu harian. Sedangkan untuk sepatu outdoor, di sunnahkan menambah 1 atau 2 ukuran di atas ukuran normal. Hal ini disebabkan karena saat downhill, jika ukuran sepatu kita sangat pas, maka jari kaki dan kuku kita akan menabrak bagian depan sepatu. Akibatnya bisa sakit dan paling parah bisa cantengan. Untuk Hitec ini, karena keterbatasan ukuran saya mendapatkan size 41. Cukup ragu juga awalnya, setelah dicoba ternyata dibagian depan kaki masih ada ruang cukup yang tersisa. Apa jadinya klo beli ukuran 42, pasti akan kebesaran. Terdapat pula penyambung lidah sehingga air dan kotoran tidak masuk ke sepatu, feature yang saya sukai.

– Traction – Setelah dicoba di papandayan dan manglayang, traksi dari outsole sepatu ini cukup mencengkram di trek tanah, lumpur atau batu yang kering (tanpa lumut). Kekurangan outsole-nya licin dipermukaan basah macam batu berlumut atau batang pohon yang melintang. Perjalanan dari kawah Papandayan menuju lawang angin yang berbatu licin sisa hujan membuat sepatu ini kurang nyaman digunakan karena licin. Ternyata saya baca review diluar negeri pun keluhannya sama, outsole sepatu ini licin. Padahal teknologinya sudah menggunakan “Durable MDT rubber outsole with over-lasted forefoot”. Jangankan digunung, saat dipake ke kantor pas ada genangan air beberapa kali saya hampir terpeleset. Menurut saya ini kekurangan yang sangat vital untuk sebuah sepatu outdoor.

 Hitec Total Terrain Pursuit Mud

Hitec Total Terrain Pursuit Rock

– Waterproof – Sepatu ini menggunakan Waterproof suede and mesh untuk bagian atasnya. Jadi meskipun saat saya ke papandayan diguyur hujan seharian, alhamdulilah kaki tetep kering. Untuk becek-besek juga lumayan, sempat saya tes di sungai kecil saya rendam kaki beberapa saat, dan air belum berhasil menembus membrane waterproofnya.

Hal ini berbeda saat digunakan untuk ke kantor. Jakarta yang panas membuat kaki berkeringat dan lembab. Alhasih kaki saya basah oleh keringat yang terperangkap di dalam sepatu. Mungkin ini kekurangan sepatu waterproof jika digunakan di kota. Breathability-nya kurang berjalan baik.

– Conclusion – Dengan harga relative murah (Rp.325.000),  saya cukup terkesan dengan sepatu ini. Selain bisa digunakan untuk berpetualang di hutan, masih cocok juga dipakai di perkotaan. Namun karena memang tujuan utama saya membeli sepatu ini untuk naik gunung, saya merasa kurang puas dengan performanya. Akhirnya saya jual kembali di kaskus dengan harga yang tidak terlalu jauh dengan saat harga beli. Ya hitung-hitung nyewa sepatu untuk naik gunung 2 kali.

Manglayang

Leave a comment